Madonna Louise Veronica Ciccone dilahirkan Pada tanggal 16 Agustus 1958 sebagai anak ketiga dari delapan bersaudara di Bay City, Michigan, Amerika Serikat, dari pasangan Silvio "Tony" Ciccone and Madonna Fortin. Madonna kecil lalu dipanggil Nonni agar tak tertukar dengan nama ibunya. Ayahnya seorang keturunan Italia sementara sang ibu memiliki darah Kanada. Ketika Madonna berusia 5 tahun, ibunya, seorang penari, meninggal dunia karena kanker payudara.
Ayahnya kemudian menikahi seorang perempuan yang mengurusi rumah keluarganya, Joan Gustafson. Tentang perkawinan ayahnya yang kedua itu, Madonna berkomentar di CNN: "Ketika beranjak dewasa, saya tak pernah mengakui kehadiran ibu tiri saya. Saya kira saya telah berlaku terlalu keras kepadanya."
Kedua orangtuanya merupakan pemeluk Katolik teguh dan punya peran besar membentuk Madonna ketika kanak. Ia bercerita bahwa ibunya adalah "seseorang yang fanatic." Rumahnya kerap didatangi pendeta dan biarawati.
Di karir bermusik Madonna kelak, simbol-simbol ajaran Katolik - termasuk patung Hati Kudus, kebiasaan para biarawati di sekolah dasar Katoliknya, dan altar tempat mereka biasa berdoa - menjadi subyek karya-karyanya yang kontroversial.
Universitas Michigan memberinya beasiswa tari pada tahun 1978, yang akhirnya ia tinggalkan dua tahun kemudian demi memenuhi hasratnya pindah ke New York dan menjadi penari balet. Di kota itu, ia mesti tinggal di beberapa apartemen yang bobrok sembari menari dan belajar kepada kelompok tari Alvin Ailey dan Pearl Lang.
Kemudian, di tahun yang sama, ia mencoba peruntungan dengan membentuk grup beraliran punk Breakfast Club bersama kekasihnya Dan Gilroy sebelum akhirnya mendirikan kelompok musik beraliran rock Emmy. Kala itu ia memiliki kekasih baru, Steve Bray, yang menjadi penggebuk drum Emmy dan membantu menulis lirik dan membuat track tari. Peran Steve membimbingnya mendapatkan kontrak solo dengan Sire Records.
Setelah banting tulang selama empat tahun di dunia model, tari, dan tarik suara, ia mengumumkan single pertamanya "Everybody" pada tahun 1982, yang mengikutsertakan DJ Mark Kamins. Lagu ini memberi celah bagi ketenaran Madonna. Kamins juga punya peran dalam hubungan antara Madonna dengan Warner Bros.
Kepopuleran single "Everybody" memancing perusahaan rekaman Sire untuk menerbitkan album, yang kemudian diberi judul Madonna tahun 1983. Album ini meledak. Lagu-lagu dalam album ini seperti "Lucky Star" dan "Borderline" cepat dikenal publik berkat kehadiran video musik di televisi.
Dalam aksinya di video-video itu, dia memamerkan penampilan awalnya, yang nyaris mewakili budaya pop tahun 1980an. Kepada majalah People, Madonna menukas, "Semua yang terjadi selanjutnya itu jadi seperti, ‘Ya Tuhan! Apa yang sedang terjadi dalam hidupku?' Kita tercebur ke dalam perasaan itu."
Sementara album debutnya masih menghiasi tangga-tangga lagu, Madonna menggebrak dengan album kedua "Like A Virgin" pada tahun 1984, yang menyertakan single "Material Girl". Kemunculan album kedua ini agaknya telah ditunggu-tunggu oleh pendengarnya. Buktinya, lagu-lagu dalam "Like A Virgin" menduduki tangga teratas. Di Amerika Serikat, album itu ada di posisi puncak selama tiga minggu dan mencetak penjualan sebanyak tujuh juta keping di seluruh dunia pada bulan Mei 1985.
Meski telah memecahkan rekor penjualan, dia tidak cepat berpuas diri akan hal itu. Oleh karenanya, ia mencoba dimensi baru yang akan mengungkap bakat lain yang telah lama mendekam di dalam dirinya: Seni peran.
Manajernya, Freddie
DeMann, lelaki yang juga pernah menjadi manajer ikon pop Michael Jackson ketika menggarap "Thriller", menawarkan beberapa peran film bagi si ‘Material Girl'. Madonna tak menolak dan mulai bermain sebagai penyanyi klab malam dalam film "Vision Quest" serta mendapat peran utama pada film "Desperately Seeking Susan". Soundtrack kedua film itu digemari pasar.Kedua orangtuanya merupakan pemeluk Katolik teguh dan punya peran besar membentuk Madonna ketika kanak. Ia bercerita bahwa ibunya adalah "seseorang yang fanatic." Rumahnya kerap didatangi pendeta dan biarawati.
Di karir bermusik Madonna kelak, simbol-simbol ajaran Katolik - termasuk patung Hati Kudus, kebiasaan para biarawati di sekolah dasar Katoliknya, dan altar tempat mereka biasa berdoa - menjadi subyek karya-karyanya yang kontroversial.
Universitas Michigan memberinya beasiswa tari pada tahun 1978, yang akhirnya ia tinggalkan dua tahun kemudian demi memenuhi hasratnya pindah ke New York dan menjadi penari balet. Di kota itu, ia mesti tinggal di beberapa apartemen yang bobrok sembari menari dan belajar kepada kelompok tari Alvin Ailey dan Pearl Lang.
Kemudian, di tahun yang sama, ia mencoba peruntungan dengan membentuk grup beraliran punk Breakfast Club bersama kekasihnya Dan Gilroy sebelum akhirnya mendirikan kelompok musik beraliran rock Emmy. Kala itu ia memiliki kekasih baru, Steve Bray, yang menjadi penggebuk drum Emmy dan membantu menulis lirik dan membuat track tari. Peran Steve membimbingnya mendapatkan kontrak solo dengan Sire Records.
Setelah banting tulang selama empat tahun di dunia model, tari, dan tarik suara, ia mengumumkan single pertamanya "Everybody" pada tahun 1982, yang mengikutsertakan DJ Mark Kamins. Lagu ini memberi celah bagi ketenaran Madonna. Kamins juga punya peran dalam hubungan antara Madonna dengan Warner Bros.
Kepopuleran single "Everybody" memancing perusahaan rekaman Sire untuk menerbitkan album, yang kemudian diberi judul Madonna tahun 1983. Album ini meledak. Lagu-lagu dalam album ini seperti "Lucky Star" dan "Borderline" cepat dikenal publik berkat kehadiran video musik di televisi.
Dalam aksinya di video-video itu, dia memamerkan penampilan awalnya, yang nyaris mewakili budaya pop tahun 1980an. Kepada majalah People, Madonna menukas, "Semua yang terjadi selanjutnya itu jadi seperti, ‘Ya Tuhan! Apa yang sedang terjadi dalam hidupku?' Kita tercebur ke dalam perasaan itu."
Sementara album debutnya masih menghiasi tangga-tangga lagu, Madonna menggebrak dengan album kedua "Like A Virgin" pada tahun 1984, yang menyertakan single "Material Girl". Kemunculan album kedua ini agaknya telah ditunggu-tunggu oleh pendengarnya. Buktinya, lagu-lagu dalam "Like A Virgin" menduduki tangga teratas. Di Amerika Serikat, album itu ada di posisi puncak selama tiga minggu dan mencetak penjualan sebanyak tujuh juta keping di seluruh dunia pada bulan Mei 1985.
Meski telah memecahkan rekor penjualan, dia tidak cepat berpuas diri akan hal itu. Oleh karenanya, ia mencoba dimensi baru yang akan mengungkap bakat lain yang telah lama mendekam di dalam dirinya: Seni peran.
Manajernya, Freddie
Ia lalu bertemu dengan Sean Penn. Pada perayaan hari ulang tahun yang ke 27, Madonna menikahi Penn pada tanggal 16 Agustus 1985. Kemudian mereka bermain bersama di film Shanghai Surprise (1986). Madonna membintangi tiga film lain selama decade 80an seperti "Who's That Girl?" (1987), "Bloodhounds of Broadway" (1989), dan "Dick Tracy" (1990).
Popularitas semakin berpihak kepadanya. Pada tahun 1991, ia memiliki 21 lagu yang menduduki 10 tangga lagu terbaik di Amerika Serikat dan berhasil menjual 70 juta album ke segala penjuru bumi.
Pada tahun 1996, ajang perfilman Golden Globe melirik kemampuannya berakting dengan mempersembahkan Aktris Berpenampilan Terbaik melalui film Evita (1996). Lagu tema film tersebut, "You Must Love Me", menjadi jalan baginya untuk mendapatkan Oscar pada kategori Musik Terbaik, Tembang Orisinal.
Madonna menikahi sutradara Inggris Guy Ritchie pada tahun 2000. Ketika itu, ia telah dianggap lebih dewasa dan dekat kepada keluarga. Tiga tahun kemudian, dia menulis buku cerita anak pertamanya "The English Roses".
Industri musik Inggris setahun kemudian tak sungkan menorehkan namanya di UK Music Hall of Fame pada tahun 2004. Peluncuran album "Confessions on a Dancefloor" di tahun 2005 mengukuhkan namanya sebagai penyanyi dengan lagu-lagu yang mendapat piringan emas terbanyak di Amerika Serikat mengalahkan rekor yang dicetak Beatles sejak lama.
Kehidupan pribadi Madonna kembali teruji pada tahun 2008 ketika pengadilan di Malawi mempermasalahkan adopsinya terhadap seorang anak bernama Chifundo James, yang berusia tiga tahun dan namanya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris jadi "Mercy". Tapi satu pengadilan rendah menghalangi permohonan bintang Amerika tersebut, dan menyatakan ia telah gagal memenuhi persyaratan menetap selama 18 bulan di Malawi.
Persyaratan itu dilangkahi ketika Madonna mengadopsi David Banda pada 2006, dan pengacaranya pada bulan April meminta Mahkamah Agung memberi persetujuan bagi bintang yang berusia 50 tahun tersebut untuk membawa pulang Chifundo.
Namun masalah-masalah serupa tak menghentikan karirnya. Pada tahun 2009, ia merilis album kumpulan lagu-lagu terbaiknya dengan judul "Celebration", yang kemudian menjadikannya sebagai album kesebelas Madonna di Inggris yang jadi nomor satu. Dengan keluarnya album tersebut, Madonna mengimbangi raja Rock ‘n' Roll Elvis Presley sebagai artis solo yang menghasilkan album no 1 terbanyak di Inggris.
Segala yang telah diterimanya itu tentu saja menegaskan kebintangannya. Namun, sebagaimana pengakuannya pada acara Larry King Live di stasiun berita CNN pada 1999, dia menolak disebut sebagai bintang: "Saya menganggap diri saya seorang artis pertunjukan. Saya benci disebut sebagai bintang (musik) pop."
Posting Komentar