Bagi yg suka sepak bola pasti mengenal klub asal inggris Manchester City. Klub yg dulunya hanya medioker berubah menjadi klub yg mulai diperhitungkan di liga premier inggris setelah datangnya pemilik baru yaitu sheikh mansour bin zayed al-nahyan konglomerat dari uni emirat arab. Kekayaannya lebih besar dibandingkan dengan para taipan yang lama mapan malang melintang di sepak bola Inggris, seperti Roman Ambramovich (Chelsea) danLakshmi Mittal (Queens Park Rangers). Siapakah pemilik Manchester City ini sebenarnya? Berikut adalah Biografi Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan.
HH Sheikh Mansour bin Zayed bin Sultan Al Nahyan adalah politisi Uni Emirat Arab dan anggota keluarga penguasa Abu Dhabi. Dia adalah saudara tiri Presiden UEA saat ini, Emir Abu Dhabi, Khalifa bin Zayed Al Nahyan. Dia adalah anggota dari Dewan Perminyakan Agung, (Supreme Petroleum Council) dan duduk sebagai dewan di beberapa perusahaan investasi, termasuk International Petroleum Investment Company dan Abu Dhabi Investment Council. Mansour juga memiliki saham di sejumlah usaha bisnis, seperti Virgin Galactic dan Sky News Saudi. Dia juga pemilik klub sepak bola Manchester City di Inggris
Proses take over Manchester City (Man City) dari tangan Thaksin Shinawatra bulan September tahun 2008 oleh Abu Dhabi United Group Investment and Development Limited (ADUG) mencuat bukan karena tuduhan korupsi yang menjerat mantan Perdana Menteri Thailand tersebut.
Tapi, lebih pada jumlah kekayaan yang dimiliki oleh ‘orang’ di balik ADUG. Di awal proses take over, nama Dr. Sulaiman al-Fahim disebut-sebut sebagai calon pemilik teranyar The Citizens. Namun, setelah pengambilalihan klub selesai, diketahui owner Man City adalah Sheikh Mansour bin Zayed al-Nahyan. Status multi miliarder sheikh Mansour langsung meroketkan nama Man City sebagai klub yang memiliki dana terbesar seantero dunia!
Karir Shiekh Mansour
Dia diangkat sebagai Ketua Dewan Menteri untuk Pelayanan, yang dianggap sebagai entitas menteri melekat pada Kabinet, yang terdiri dari sejumlah menteri yang memimpin Departemen Layanan. Sejak tahun 2000, ia memimpin Pusat Nasional untuk Dokumentasi dan Penelitian. Pada tahun 2005, ia menjadi wakil ketua Majelis Pendidikan Abu Dhabi (ADEC), ketua Yayasan Abu Dhabi, Otoritas Pangan Abu Dhabi dan Abu Dhabi Development Funds sejak tahun 2005. Pada tahun 2006, dia diangkat sebagai ketua Departemen Kehakiman Abu Dhabi.
Pada tahun 2007, ia diangkat sebagai Ketua Yayasan Amal Khalifa Bin Zayed. Sheikh Mansour menjabat sebagai Presiden Komisaris Bank Teluk Pertama, dan sebagai anggota Dewan Pengawas Yayasan Amal Zayed dan Kemanusiaan. Sheikh Mansour telah membentuk program beasiswa bagi siswa UEA untuk belajar di luar negeri. Ia juga ketua Otoritas Pacuan Kuda Uni emirat Arab (EHRA), menekankan cintanya untuk olahraga.
Keluarga Al-Nahyan memimpin Abu Dhabi sejak 1960-an. Sheikh Mansour menikah dengan Sheikha Manal bin Mohammed bin Rashid al-Maktoum, tak lain adalah putri penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum. Sheikh Mansour juga tercatat sebagai anggota kabinet UEA, dan terkenal sangat mencintai olahraga. Dia menjabat sebagai presiden klub sepakbola Al-Jazeera serta pacuan kuda, Emirates Horse Racing. Sheikh Mansour, yang juga anggota keluarga Al-Nahyan, pengusaha kota Abu Dhabi, diyakini memiliki kekayaan senilai 20 miliar poundsterling (sekitar Rp 275 triliun). Namanya mencuat setelah membeli klub Manchester City, yang digelontori dana lebih dari 300 juta poundsterling (Rp 4,1 triliun).
Sedangkan total Kekayaan keluarga Sheikh Mansour tercatat sekitar 560 miliar pounds (Rp 10 ribu triliun)! Sebagian besar kekayaan tersebut dihasilkan dari perusahaan minyak yang dimiliki oleh keluarga Al-Nahyan sejak tahun 1958. Jika harga minyak naik USD 1 per barrel, maka pundi-pundi uang Sheikh Mansour akan bertambah 500 juta dollar perhari! Dia merupakan direktur utama First Gulf Bank dan presiden International Petroleum Investment Company.
Sumber uang Sheikh Mansour bukan hanya dari sektor minyak saja. Dia juga merupakan pemberi modal dari Hydra Properties yang dimiliki oleh Dr. Sulaiman. Hydra Properties adalah kompleks perumahan elit dengan fasilitas super mewah yang diperuntukkan bagi kalangan jet set dunia. Sheikh Mansour juga menjadi penyokong dana bagi sponsor utama liga Premier Barclay sebesar 3,5 juta pounds. Kucuran dana ini sempat mengundang perdebatan, mengingat Sheikh Mansour merupakan salah satu pemilik klub liga Premier Manchester City.
Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan baru tiga tahun menjadi pemilik klub Liga Inggris Manchester City. Kini, saudagar superkaya asal Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), itu telah menjadi orang paling kaya di dunia sepak bola.
Kekayaannya lebih besar dibandingkan dengan para taipan yang lama mapan malang melintang di sepak bola Inggris, seperti Roman Ambramovich (Chelsea) dan Lakshmi Mittal (Queens Park Rangers). Hal tersebut terungkap di majalah Inggris, FourFourTwo, Rabu (5/10).
Sheikh Mansour, yang juga anggota keluarga Al-Nahyan, pengusaha kota Abu Dhabi, diyakini memiliki kekayaan senilai 20 miliar poundsterling (sekitar Rp 275 triliun). Namanya mencuat setelah membeli klub Manchester City, yang digelontori dana lebih dari 300 juta poundsterling (Rp 4,1 triliun).
Dibandingkan dengan kekayaannya yang melimpah ruah itu, dana suntikan ke City tersebut tidak ada apa-apanya. Namun, sikap royal dengan memboyong segudang pemain bintang ke klub Manchester City membuat banyak kalangan terkagum.
Sheikh Mansour mulai memetik hasil. Selain ketenaran, City kini diperhitungkan bukan hanya di Inggris, melainkan juga di Eropa. Musim lalu, tim asuhan pelatih Roberto Mancini itu menjuarai Piala FA dan musim ini lolos ke Liga Champions meski belum meyakinkan.
Di Liga Inggris, City kini juga menjadi pesaing kuat rival sekota, Manchester United. Sheikh Mansour adalah saudara penguasa Abu Dhabi yang kaya raya sejak penemuan sumber- sumber minyak di kota itu pada 1958. Total kekayaan keluarga penguasa Abu Dhabi itu ditaksir mendekati 400 miliar poundsterling (Rp 5.482 triliun).
Sheikh Mansour menikah dengan putri penguasa Dubai, Sheikha Manal bin Mohammed bin Rashid Al-Maktoum. Di negaranya, dia juga politisi berpengaruh, anggota kabinet pemerintah federal, dan Menteri Urusan Kepresidenan UEA.
Dia terkenal penggemar olahraga, seperti sepak bola. Selain menjadi pemilik Manchester City, dia juga bos klub sepak bola Al Jazeera dan Badan Otoritas Balap Kuda UEA.
Kekayaannya lebih besar dibandingkan dengan para taipan yang lama mapan malang melintang di sepak bola Inggris, seperti Roman Ambramovich (Chelsea) dan Lakshmi Mittal (Queens Park Rangers). Hal tersebut terungkap di majalah Inggris, FourFourTwo, Rabu (5/10).
Sheikh Mansour, yang juga anggota keluarga Al-Nahyan, pengusaha kota Abu Dhabi, diyakini memiliki kekayaan senilai 20 miliar poundsterling (sekitar Rp 275 triliun). Namanya mencuat setelah membeli klub Manchester City, yang digelontori dana lebih dari 300 juta poundsterling (Rp 4,1 triliun).
Dibandingkan dengan kekayaannya yang melimpah ruah itu, dana suntikan ke City tersebut tidak ada apa-apanya. Namun, sikap royal dengan memboyong segudang pemain bintang ke klub Manchester City membuat banyak kalangan terkagum.
Sheikh Mansour mulai memetik hasil. Selain ketenaran, City kini diperhitungkan bukan hanya di Inggris, melainkan juga di Eropa. Musim lalu, tim asuhan pelatih Roberto Mancini itu menjuarai Piala FA dan musim ini lolos ke Liga Champions meski belum meyakinkan.
Di Liga Inggris, City kini juga menjadi pesaing kuat rival sekota, Manchester United. Sheikh Mansour adalah saudara penguasa Abu Dhabi yang kaya raya sejak penemuan sumber- sumber minyak di kota itu pada 1958. Total kekayaan keluarga penguasa Abu Dhabi itu ditaksir mendekati 400 miliar poundsterling (Rp 5.482 triliun).
Sheikh Mansour menikah dengan putri penguasa Dubai, Sheikha Manal bin Mohammed bin Rashid Al-Maktoum. Di negaranya, dia juga politisi berpengaruh, anggota kabinet pemerintah federal, dan Menteri Urusan Kepresidenan UEA.
Dia terkenal penggemar olahraga, seperti sepak bola. Selain menjadi pemilik Manchester City, dia juga bos klub sepak bola Al Jazeera dan Badan Otoritas Balap Kuda UEA.
Posting Komentar